Senin, 04 Mei 2015

P3k Keracunan Makanan


P3k Keracunan Makanan

Pada saat bermudik, salah satu bahaya kesehatan yang mungkin terjadi adalah keracunan makanan. Korban keracunan makanan harus segera mendapatkan pertolongan medis. Pada jalur pemudik, pemerintah biasanya menyediakan posko-posko kesehatan yang memberikan pelayanan 24 jam untuk menangani masalah kesehatan yang terjadi pada para pemudik.

Namun, sebelum penderita keracunan makanan dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat, ada beberapa pertolongan pertama yang dapat kita lakukan:

Bila penderita keracunan makanan banyak muntah dan diare, berikan cairan pengganti yang cukup seperti air putih, oralit atau campuran air putih-gula 2 sendok teh-garam ½ sendok teh atau air kelapa untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang.
Berikan tablet karbon aktif untuk menyerap racun di dalam saluran pencernaan yang diminum dengan air putih.
Bila tidak ada tablet karbon aktif, bisa mengkonsumsi susu untuk mengikat racun dalam saluran pencernaan dan merangsang penderita untuk muntah sehingga racun keluar dan tidak beredar dalam tubuh. Namun , jika penderita mengalami diare, sebaiknya tidak diberikan susu.
Bila penderita keracunan makanan hendak muntah, usahakan agar penderita muntah dalam keadaan kepala menunduk agar cairan muntah tidak masuk ke dalam saluran pernapasan.
Pada anak-anak, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan yang terdekat untuk mendapatkan pertolongan segera.

Untuk mencegah keracunan makanan, pastikan Anda selalu mencuci tangan sebelum makan, memperhatikan kebersihan alat makan dan memperhatikan kebersihan dan kesegaran makanan yang Anda makan. (dr. Jessica Florencia)

Untuk info Herbal dan gurah hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source:


Tag:
Mengapa gurah, keracunan makanan, Imogiri, Srigunggu, Gurah Hidung, Gurah Mulut, Gurah Vagina, Thera Afiat, thera institute, the thera Institute of Indonesia, verri JP MA, Artikel.,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar